Langsung ke konten utama

Praktik Lintas Bidang (Tematis) Komputasi & Ruang Lingkupnya

 1.Budaya Informatika Lewat Berpikir       Komputasional

Apa itu Berpikir Komputasional?

Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Tantangan bebras menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional.


2.Kolaborasi Informatika Lewat Tematik

Dalam proses pembelajaran Informatika, peserta didik dapat memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia untuk digunakan sebagai sarana kolaborasi dalam pembelajaran. Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran khususnya kolaborasi peserta didik yaitu aplikasi web jejaring sosial (Social Network) seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan lain sebagainya. Selain itu fasilitas Google Meet dan E-Mail (Electronic Mail) juga sangat membantu dimana peserta didik dapat berkomunikasi dengan sesama peserta didik, dengan guru bahkan dengan stakeholder lain yang dapat membantu proses pembelajaran daring.

Sebagai contoh, dengan menggunakan email peserta didik dapat mengirimkan hasil tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya. Berbagai media komunikasi yang ada di dunia maya tidak hanya sekedar aplikasi yang hanya dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman, mencari teman update status dan lain sebagainya, tetapi dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran daring. Web jejaring sosial dapat bermanfaat sebagai media untuk melakukan diskusi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tentunya akan semakin lebih menyenangkan dan mengasyikkan.

Pembelajaran Informatika di SMP Negeri 2 Tengaran berorientasi mengaktifkan peserta didik untuk dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Peserta didik dapat terlibat aktif dengan memanfaatkan fasilitas Informatika seperti Google Meet dan juga dapat saling berkirim e-mail misalnya untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, peserta didik dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmaters).

Pembelajaran Informatika dengan memanfaatkan platform-platform pembelajaran digital yang memungkinkan pengguna-penggunanya berperan secara egaliter. Platform sederhana untuk pekerjaan kolaborasi seperti Google Drive, Dropbox, dan Microsoft OneDrive sering digunakan untuk menyimpan dan memperbarui dokumen agar bisa diakses oleh peserta didik dengan mudah. Platform yang lebih lengkap seperti dalam Google Docs memungkinkan kolaborasi secara langsung di internet dalam proses perubahan tanpa harus diunduh atau diunggah terlebih dahulu. Selain itu layanan awan (cloud services) juga menjadi alternatif yang menjadikan setiap orang tidak harus menginstal software aplikasi di komputer bahkan tidak harus memiliki komputer untuk bekerja.3. Problema Model Komputasi Menggunakan  Kalkulasi

Integrasi Numerik

Pada Chapter 9, penulis akan menjabarkan mengenai metode numerik untuk melakukan diferensiasi dan integrasi pada suatu fungsi. Adapun yang akan dibahas pada Chapter ini antara lain:

  • Metode Beda Hingga
  • Metode Integrasi Newton-Cotes
  • Metode Integrasi Kudratur Gauss
  • Metode Integrasi Adaptif
  • Metode Integrasi Romberg
  • Metode Integrasi Monte Carlo
  • Studi Kasus

4.Mengembangkan dan menggunakan Abstraksi

Abstraksi" mengacu pada pemfokusan pada informasi penting saja, mengabaikan detail yang tidak relevan. Untuk mencapai solusi, kita perlu mengabaikan karakteristik yang tidak perlu agar dapat fokus pada hal-hal yang kita lakukan.

Jadi, apakah ini informasi penting yang perlu kita fokuskan? Dalam abstraksi fokusnya terutama pada karakteristik umum yang ada pada setiap elemen, bukan detail spesifik.

Setelah Anda memiliki karakteristik umum, Anda dapat membuat "model" masalah; sebuah model yang menjadi ide umum dari masalah yang kami coba pecahkan.

"Jika kita tidak mengabstrakan diri kita mungkin berakhir dengan solusi yang salah untuk masalah yang kita coba pecahkan."

Setelah kita memiliki model, kita dapat merancang suatu algoritma


5. Penerapan Computational Thinking

Penerapan Computational Thinking dalam Kurikulum Indonesia

20 March 2020  ArticlesEdutechNews

Dalam Microsot Edu Summit yang dilaksanakan sekitar bulan Desember 2019 yang lalu, Computational Thinking (CT) merupakan salah satu topik yang disampaikan oleh beberapa nara sumber. Bahkan CT merupakan salah satu hal yang diajukan untuk melengkapi 4 C’s (Critical thinking & problem solving, Creativity, Communication & Collaboration) yang telah dikeluarkan oleh UNESCO sebagai “skill” yang dibutuhkan oleh generasi masa depan atau lebih sering disebut sebagai generasi digital.

Istilah CT sendiri dikenalkan kembali oleh Jeanette Wing pada Maret 2006 dan di tahun 2011, Jeanette memperkenalkan pengertian definisi baru dari CT sebagai proses berpikir yang diperlukan dalam memformulasikan masalah dan solusinya, sehingga solusi tersebut dapat menjadi agen pemroses informasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah.

Dengan kata lain, CT membantu seseorang dalam memecahkan sebuah masalah dengan memecah masalah tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat lebih mudah dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

Jika dilihat dari pengertian tersebut tentunya hal ini akan sangat baik jika dapat diterapkan dalam dunia pendidikan sejak di masa bangku sekolah dengan harapan para peserta didik setelah usai menempuh pendidikan dapat menerapkan ilmu ini dalam segala bidang profesi yang akan mereka jalani.


Komentar

Postingan Populer